Benar gak sih? Bila masa remaja tanpa pacaran bagaikan sayur tanpa garam. Sungguh gue bigung banget dengan semua ini. Bagi gue pacaran itu sebuah pilihan, dan bukanlah sebagai sesuatu keharusan. Emang sih selama ini sebagai remaja, gue juga sadar, yang namanya pacaran sepertinya memang sudah menjadi sebuah tradisi.
Satu hal yang bikin gue tambah heran lagi dan tentunya hal ini lebih ekstrim, bahwa kebanyakan dari orang dewasa malahan sudah sampai remaja, pacaran tidak akan sah bila tidak melakukan aktifitas KNPI (kissing,necking, petting and intercrouse). Jelas-jelas ini sebuah persfektif yang salah. Mengingat budaya kita yang sejak dulu terkenal dengan budaya ketimurannya.
Membingungkan memang bila kita mencari definisi dari pacaran, karena selama ini belum ada yang mendefinisikannya secara tepat. Kita tidak bisa seenaknya menjudge, sepasang remaja yang tengah jalan bareng, makan bareng atau ngobrol bareng, sebagai orang yang berpacaran. Walaupun sebenarnya hal ini sudah menjadi agenda wajib bagi sepasang kekasih yang sedang berpacaran saat ini.
Pacaran ditenggarai muncul, ketika seorang remaja masuk pada fase puberitas, masa dimana mulai tumbuhnya bulu-bulu disekitar bagian tubuh tertentu. Selain hal itu juga, biasanya seorang anak laki-laki akan mengalami mimpi basah pertamanya. Sedangkan anak perempuan akan mengalami menstruasi.
Kalau bagi gue sih, pacaran itu sebagai sebuah latihan untuk berkomitmen. Selain itu juga, gue ngerasa butuh perhatian lebih dari seseorang, dan gue dapetin itu semua dari seorang yang namanya perempuan. Entah mengapa alesannya, tapi memang lelaki itu lebih mengandalkan otak/emosinya dalam segala hal. Beda dengan perempuan, mereka lebih mengedepankan perasaannya. sehingga gue berkesimpulan, mungkin karena ini mengapa lelaki merasa bisa mendapatkan perhatian yang ia inginkan dari seorang perempuan. Karena ketika seorang lelaki berada dalam sebuah emosi tinggi, perempuan akan lebih mengerti apa yang dibutuhkannya. Begitu juga sebalikny a, ketika perempuan dalam keadaan lemah, lelaki bisa muncul sebagai seorang pelindung baginya.
Tapi bila melihat ke gaya pacaran, yang tadi sedikit disinggung di awal artikel ini. Gue sangat tidak setuju, apabila KNPI menjadi salah satu syarat syahnya pacaran, karena ini bisa berdampak negatif bagi pelakunya. Kasus HIV AIDS, bunting diluar nikah, aborsi dan lain sebagainya, sudah menjadi berita harian di setiap Koran di negri yang dikenal dengan sebutan negri seribu pulau ini. Hal itu merupakan contoh dari akibat pacaran yang gak sehat tadi.
Sebagai seorang remaja yang dhoif, baik spiritual maupun intelektual, gue juga gak mau jadi orang yang munafik yang melarang pacaran, karena gue juga pernah dan sedang mengalaminya. Tapi sebagai seorang remaja yang notabene adalah penerus estafeta kepemimpinan bangsa ini, sudah sepantasnya kita mengenal lebih jauh dampak dari pacaran gak sehat ini. Karena gak bisa dibayangkan, bila aktifitas pacaran yang gak sehat seperti itu terus di biarkan, apa jadinya penerus bangsa ini.
Semoga dari artikel ini, gue sebagai satu dari sekian banyak remaja di Negri tercinta in, bisa lebih bijaksana dalam bertindak, terutama menyangkut hal pacaran ini. Semoga!
Kantor Qalam,
0 komentar:
Posting Komentar